SELEKSI DAN PEREKRUTAN KARYAWAN
MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA
“Seleksi Dan Perekrutan Karyawan”
OLEH
KELOMPOK 2
ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan makalah yang berjudul “Seleksi
dan Rekrutmen Karyawan”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak
lupa kami sampaikan terimakasih kepada
dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang
ingin kami berikan kepada masyarakat
dari hasil makalah ini. Karena itu kami
berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.
Penulis menyadari bahwa
dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 9 Oktober 2015
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI .......................................................................................... 3
2.2 PROSES SELEKSI............................................................................ 4
2.3 METODE SELEKSI......................................................................... ......... 7
2.4 REKRUTMEN ........................................................................................................... ......... 14
2.5 PROSES REKRUTMEN ................................................................. 15
2.6 FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROSES REKRUTMEN...... 18
2.7 KENDALA-KENDALA
DALAM PROSES REKRUTMEN................................. 22
BAB III PENUTUP
3.1 SIMPULAN........................................................................................ 25
3.2 SARAN………………….................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini cukup banyak perusahaan di Indonesia yang
menggunakan jasa para psikolog untuk melaksanakan pemeriksaan psikologis yang
secara populer dikenal sebagai psikotes terhadap para calon tenaga kerja yang
melamar untuk peekraan-pekerjaan tertentu, baik pekerjaan manajerial maupun
non-manajerial, dalam rangka seleksi tenaga kerja.Pada umumnya
perusahaan-perusahaan ini mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap
hasil-hasil dari pemeriksaan psikologi tersebut.Kepercayaan ini didasarkan pada
pengamatan mereka sehari-hari terhadap para tenaga kerja yang baru masuk
ini.Tenaga kerja yang disarankan untuk diterima, ternyata pada umumnya memiliki
prestasi yang memuaskan, sedangkan yang kurang disarankan untuk diterima
ternyata pestasi kerjanya kurang sesuai dengan yang diharapkan.Disamping suara
yang positif, terdengar pula suara yang sumbang. Pimpinan perusahaan menganggap
bahwa seleksi dengan menggunakan tes-tes psikologis kurang tepat hasilnya.
Pandangan dan pengalaman yang berbeda ini mungkin saja timbul, karena pimpinan
yang percaya seleksi lewat penggunaan tes psikologis, tanpa disadari akan
memperlakukan para calon yang disarankan dengan baik, sehingga mereka
berkembang dengan baik. Sebaliknya, pimpinan perusahaan yang tidak terlalu percaya
pada seleksi dengan tes psikologis, tanpa disadari pula akan mencari bukti
bahwa ia benar dalam pendapatnya.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para psikolog perlu sekali mengadakan penelitian yang berkaitan dengan keabsahan (keabsahan ramalan, keabsahan konstruk, keabsahan isi, keabsahan sintetik) dari perangkat tes psikologik yang digunakan dalam seleksi dan assessment, sehingga seleksi dan assessment psikologi untuk berbagai tujuan menjadi lebih menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.Disamping untuk keperluan seleksi, pemeriksaan psikologis juga dilaksanakan dalam rangka penempatan tenaga kerja. Masalah yang dijumpai di sini sama dengan masalah yang dijumpai dalam seleksi, ialah apa yang harus diperhatikan dan yang dapat dilakukan agar hasil pemeriksaan psikologis memberi bahan yang berarti bagi penempatan yang tepat dari tenaga kerja.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para psikolog perlu sekali mengadakan penelitian yang berkaitan dengan keabsahan (keabsahan ramalan, keabsahan konstruk, keabsahan isi, keabsahan sintetik) dari perangkat tes psikologik yang digunakan dalam seleksi dan assessment, sehingga seleksi dan assessment psikologi untuk berbagai tujuan menjadi lebih menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.Disamping untuk keperluan seleksi, pemeriksaan psikologis juga dilaksanakan dalam rangka penempatan tenaga kerja. Masalah yang dijumpai di sini sama dengan masalah yang dijumpai dalam seleksi, ialah apa yang harus diperhatikan dan yang dapat dilakukan agar hasil pemeriksaan psikologis memberi bahan yang berarti bagi penempatan yang tepat dari tenaga kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah maka penulis
dapat merumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
a. Apakah definisi dari seleksi sumber daya manusia (SDM).
b. Bagaimanakah proses seleksi SDM pada perusahaan?
c. Metode apa sajakah yang digunakan dalam seleksi
SDM?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah tersebut antara lain:
a. Agar dapat menambah pengetahuan penulis terutama
dalam bidang seleksi SDM.
b. Agar dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam
bidang ilmu ke BK an.
c. Agar penulis dapat mengaplikasikan ilmu tersebut
dalam kehidupan penulis di masa yang akan datang.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Pengertian seleksi menurut para ahli:
- Menurut Veithzal Rivai (2008), seleksi adalah
kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen
seleksi dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar
yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai
karyawan dalam suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan
seleksi.
- Menurut Agus Sunyoto (2008) proses seleksi adalah
usaha menjaring dari mereka yang dianggap nantinya bisa menyesuaikan diri
dengan pekerjaan yang ditawarkan, mereka dianggap dapat memperlihatkan
unjuk kerja yang diharapkan oleh para pimpinan organisasi
- Menurut Mathis dan Jackson (2006) Seleksi adalah
proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan
untuk mengisi lowongan pekerjaan di sebuah organisasi.
- Menurut Andrew E. Sikula dalam Anwar Prabu
Mangkunegara (2002) pengertian seleksi bahwa :”Selecting is choosing. Any
alection is a collection of things chosen. The selection process involves
picking out by preference some objects or things from among others. In
reference to staffing and employment, selection refers specifically to the
deciation to hire a limited number of workers from a group of potential
employees”.(Penyeleksian adalah pemilihan. Menyelidiki merupakan suatu
pengumpulan dari suatu pilihan. Proses seleksi melibatkan pilihan dari
berbagai objek dengan mengutamakan beberapa objek saja yang dipilih. Dalam
pegawaian, seleksi lebih secara khusus mengambil keputusan dengan
membatasi jumlah pegawai yang dapat dikontrakkerjakan dari pilihan sekelompok
calon-calon pegawai yang berpotensi).
Seleksi adalah suatu proses menyaring para pelamar
guna memilih yang terbaik untuk diterima bekerja di perusahaan. Penyaringan
adalah proses pemisahan individu yang paling besar kemungkinan akan berhasil
dalam suatu pekerjaan dan cocok masuk organisasi, dari individu lain dari
sejumlah besar pelamar. Jika proses ini mengurangi sejumlah besar pelamar
sampai tinggal satu pelamar, penyaringan menjadi sama dengan seleksi. Akan
tetapi tidak selalu demikian halnya. Secara konseptual, penyaringan dan
seleksi adalah dua proses yang berbeda, yaitu kegiatan penyaringan mendahului
kegiatan seleksi.Metode penyaringan utama yang digunakan oleh
organisasi-organisasi, akan digunakan kata tes untuk membedakannya dengan
lamaran, wawancara atau metode penyaringan lain. Harus disadari bahwa tes
merupakan suatu sumber informasi yang secara hukum digunakan untuk membuat
keputusan dalam seleksi.Untuk praktisnya, semua metode penyaringan harus
dianggap sebagai tes, apapun bentuk sebenarnya.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa seleksi adalah suatu proses meneliti dan memilih dari sekelompok pelamar
yang didapat dari berbagai sumber untuk mendapatkan pelamar yang paling sesuai
dengan posisi yang ditawarkan. Seleksi merupakan suatu proses untuk memilih
calon tenaga kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajemen
tidak menghendaki menerima pegawai yang tidak cakap dan yang akan cepat keluar
sebab dapat menimbulkan kerugian yang besar.
Hal-hal yang mendasari proses seleksi:
a) Analisis jabatan yang
meliputi uraian pekerjaan, spesifikasi individu dan standard tampilan kerja
pada setiap posisi.
b) Perencanaan SDM
meliputi identifikasi lowongan, identifikasi pegawai yang dapat
dipromosikan/ditransfer, dan metode rekrutmen untuk sumber daya eksternal.
c) Rekrutmen, akan
memungkinkan terkumpulnya berkas lamaran yang diseleksi.
2.2 Proses Seleksi
Menyangkut prediksi tentang keberhasilan seseorang di
masa yang akan datang pada jabatan tertentu. Melalui proses seleksi dilakukan
pemilihan atau pencocokan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan menerima
pegawai yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pencocokan tersebut dilakukan
dengan membandingkan kualifikasi yang dimiliki calon pegawai (man specification)
dengan persyaratan yang harus dipenuhi untuk suatu pekerjaan (job
specification).
Proses seleksi calon tenaga kerja di perusahaan di
Indonesia bervariasi. Namun secara garis besar, proses seleksi berlangsung
sesuai dengan tahapan-tahaan sebagai berikut:
- Seleksi atas surat lamaran.
Langkah-langkah seleksi surat lamaran
a) menyisihkan lamaran
yang tidak memenuhi criteria.
b) membandingkan
pelamar.
c) menggunakan kesan
kepribadian yang tertulis pada surat lamaran.
Berdasarkan surat lamaran yang diajukan calon,
dipertimbangkan apakah ia akan diterima untuk diseleksi pada tahapan seleksi
berikutnya.
- Wawancara awal.
Setelah itu diadakan wawancara awal, dalam tahap ini
calon diwawancarai oleh pegawai/staf dibagian sumberdaya manusia, untuk mendapatkan
gambaran umum tentang kesesuaian calon dengan pekerjaan yang ia lamar. Kepada
calon dijelaskan tentang pekerjaannya, apa yang diharapkan dari calon dan apa
yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada calon. Jika calon tetap bersedia
dan dinilai memenuhi persyaratan umum seperti umur tertentu, pendidikan
tertentu, maka ia dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya.
Tahap ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Ujian, berupa ujian
tertulis tentang pengetahuan dan ketrampilannya yang berkaitan dengan pekrjaan
yang dilamar (jika memang pekerjaan mensyaratkan pengalaman kerja).
b) Pemeriksaan
psikologis, calon dievaluasi secara psikologik, yang meliputi pemberian tes
psikologik baik secara perorangan maupun kelompok (klasikal), dan
c) Wawancara, calon
diwawancarai oleh pemimpin unit kerja yang memerlukan tenaganya. Di sini calon
diwawancarai oleh atasan dari jabatan yang akan ia duduki jika ia diterima.
Atasan dapat melihat sejauh mana pengetahuan dan ketrampilan yang telah
dimiliki calon tentang pekerjaan yang ia lamar. Dalam tahap ini dapat terjadi
bahwa para calon mengikuti semua sub-tahap (a, b, c ) atau hanya mengikuti
sub-tahap berikutnya kalau dinilai memuaskan pada sub-tahap sebelumnya. Ada
juga perusahan yang tidak melakukan sub-tahap a dan c. Sebaliknya ada
perusahaan yang tidak melaksanakan sub-tahap b.
- Penilaian akhir.
Tahapan berikutnya adalah; penilaian akhir, pada tahap
ini hasil-hasil dari tahapan sebelumnya dinilai secara keseluruhan untuk sampai
diambil keputusan akhir calon mana yang akan diterima atau ditolak. Para calon
tenaga kerja yang diterima kemudian diminta untuk dites kesehatan secara
umum.Dapat terjadi bahwa pada permulaan tahap ini para calon dites kesehatan
dahulu, terutama kalau dipersyaratkan kondisi fisik tertentu, misalnya tidak
boleh buta warna.Hasil tes kesehatan ini dan hasil-hasil dari tahap sebelumnya
kemudian digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan calon.
- Pemberitahuan dan wawancara akhir.
Hasil penilaian pada tahap penilaian akhir diberitahukan
kepada para calon.Wawancara akhir dilakukan dengan para calon tenaga kerja yang
diterima, kemudian diterangkan tentang berbagai kebijakan, terutama yang
menyangkut kebijakan dalam bidang sumber daya manusia, seperti gaji dan imbalan
lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya, ia dapat diterima bekerja pada
perusahaan.
- Penerimaan.
Yang terakhir adalah tahap penerimaan. Dalam tahap ini
para calon tenaga kerja mendapat surat keputusan diterima bekerja pada
perusahaan dengan berbagai persyaratan pekerjaan. Adakalanya tenaga kerja
diminta untuk menandatangani sebuah kontrak kerja.
2.3 Metode Seleksi
Berdasarkan data pekerjaan yang terkumpul dapat
disimpulkan ciri-ciri pribadi (personal attributes) yang dituntut oleh
pekerjaan dan dapat pula alat-alat ukur peramalan disusun dan dikembangkan.
Seperangkat peramal dapat berupa skor-skor ujian dan tes, misalnya skor ujian
tentang pengetahuan atau ketrampilan, tentang tes kecakapan mental, dan tes
situasional, dapat pula berupa hasil penilaian dari ciri-ciri pribadi yang
didasarkan pada wawancara dan/skor-skor tes, misalnya kecakapan intelektual,
ketrampilan merencanakan, dan ketrampilan berkomunikasi.
Macam-macam tes
- Knowledge test (tes pengetahuan) yaitu bentuk tes
yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar.
Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
pekerjaan.
- Performance test yaitu bentuk tes yang mengukur
kemampuan para pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang
akan dipegangnya. Sebagai contoh, tes mengetik untuk calon pengetik.
- Psychological test adalah serangkaian kegiatan
untuk mengukur dan mendeskripsikan seseorang dalam segi kemampuan, segi
kepribadian, segi kecenderungan, dan sebagainya.
Berikut ini adalah tes yang digunakan dalam
psychological test, antara lain:
a) Tes Kecakapan, adalah tes yang
dirancang untuk menentukan sejauh mana baiknya seseorang dapat melakukan
sesuatu. Dalam tes kecakapan dapat dibedakan kelompok-kelompok tes sebagai
berikut: tes kecakapan intelektual, keruangan dan mekanikal,
pengamatan/perceptual accuracy, gerak/motor ability.
b) Tes kepribadian objektif, merupakan
ukuran-ukuran dari ciri-ciri kepribadian yang mempunyai bentuk yang
berstruktur. Tidak ada jawaban yang salah atau benar, individu sendiri
menetapkan jawaban mana yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan kata lain
individu menguraikan kepribadiannya sendiri sesuai dengan dimensi-dimensi yang
diukur oleh tes. Tes kepribadian objektif dapat dibedakan ke dalam tes-tes
kepribadian dan tes-tes minat kejuruan (vocational interest).
c) Tes Kepribadian projektif,
merupakan ukuran-ukuran dari ciri-ciri kepribadian yang bentuknya tidak
berstruktur. Individu harus memberikan jawaban-jawabannya terhadap
rangsang-rangsang yang ambiguous. Jawaban-jawabannya ini akan memperlihatkan
secara lebih lengkap dinamika kepribadiannya. Meskipun tes-tes projektif banyak
dipakai dalam seleksi, termasuk seleksi bagi manajer, kemanfaatannya untuk
tujuan tersebut tidaklah ditemukan meyakinkan dan keabsahan ramalannya rendah.
d) Tes situasional, mengukur perilaku yang
khas yang sangat jarang dipengaruhi oleh variabel-variabel lingkungan. Ada dua
bentuk tes situasional, yaitu work sample test dan simulation test atau
management games. Pada work sample, dari tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
pekerjaan (yang lebih bercorak manual, seperti montir mobil) diambil
kegiatan-kegiatan inti sebagai contoh/sample yang kemudian dijadikan bahan dari
tes. Pada tes simulasi atau games, tugas-tugas utama seorang manager, seperti memecahkan
masalah dan mengambil keputusan, mempresentasikan hasil kerja, mewawancarai
pegawai bermasalah, dan membahas masalah dengan rekan-rekan, dijadikan bahan
tes. Tes simulasi ini merupakan tes yang dirasakan dekat dengan kenyataan.
Tes-tes macam ini banyak dipakai dalam Assessment Centre (suatu cara untuk
mengidentifikasi dan menilai para manajer dalam suatu perusahaan)
e) Informasi lewat biografi,
pertanyaan-pertanyaan dari daftar pertanyaan biografi ini merupakan
pertanyaan-pertanyaan tentang ciri-ciri objektif dari latar belakang
sekolahnya, pekerjaan dan pribadinya. Unsur-unsur dari perilaku seseorang pada
masa lampau, misalnya aktivitas-aktivitas pada waktu di SLA, keberhasilan dan
kegagalan yang lampau, dijadikan item tersendiri untuk dibandingkan dengan
kelompok-kelompok perilaku pekerjaan. Dengan demikian daftar pertanyaan
biografi dapat diskor dan dijadikan peramal (predictor).
f) Wawancara, wawancara merupakan
salah satu teknik seleksi, data tentang diri calon tenaga kerja dikumpulkan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan. Sebagaimana data yang
dikumpulkan melalui biografi, maka data yang dikumpulkan melalui wawancara
untuk tujuan seleksi tenaga kerja didasarkan pada asumsi bahwa perilaku di masa
lalu dapat digunakan sebagai pedoman untuk meramalkan perilaku di masa depan.
Misalnya, seorang yang menunjukkan prakarsa dalam pekerjaannya sebelum melamar
untuk pekerjaannya sekarang, diharapkan akan menunjukkan prakarsa juga pada
pekerjaannya kelak jika ia diterima. Karena itu banyak data yang dikumpulkan
tentang perilaku calon sewaktu masa pendidikannya, pengalaman
dipekerjaan-pekerjaan sebelumnya, dan disituasi-situasi lainnya. Melalui
teknik wawancara berstruktur, dapat dikumpulkan data tentang perilaku calon di
masa kini, yang merupakan dasar untuk meramalkan perilaku calon dimasa depan.
Tujuan Wawancara :
a) Mendapatkan informasi
b) Cek data
c) Memberikan informasi
d) Meyakinkan
e) Memberikan kesan
f) Mengambil
keputusan.
Tahap proses wawancara :
a) Perkenalan dan
penilaian pertama
b) Meyakinkan pelamar
c) Membangkitkan minat
d) Evaluasi mendalam dan
penilaian akhir
e) Kesimpulan dan tindak
lanjut
Teknik wawancara yang digunakan dalam prosedur seleksi
tenaga kerja oleh Miner(1992) dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
a) Wawancara
berstruktur: berdasarkan ciri-ciri pribadi, juga disebut dimensi-dimensi, yang
diperlukan untuk dapat berprestasi baik dalam pekerjaan tertentu (ditetapkan
melalui proses analisis jabatan), disusunlah pertanyaan-pertanyaan khusus yang
akan memancing jawaban-jawaban yang berkaitan dengan ciri-ciri pribadi
tersebut. Dari data yang terkumpul dinilai sejauh mana seorang calon tenaga
kerja memiliki ciri pribadi tertentu.
Salah satu wawancara berstruktur yang digunakan dalam metode assessment centre adalah focused interview. Pada teknik wawancara ini, ciri-ciri kepribadian/dimensi-dimensi yang diperlukan pada pekerjaan tertentu diungkapkan ke dalam uraian-uraian perilaku yang dapat diamati. Misalnya: salah satu ciri kepribadian yang diperlukan adalah keuletan. Ciri ini perlu dijabarkan lebih lanjut, lebih khusus misalnya berupaya menawarkan barang untuk dibeli kepada seorang calon pembeli berkali-kali, dengan berbagai cara, sehingga akhirnya barangnya dibeli juga. Dengan uraian dari ciri kepribadian yang diperlukan ini dapat disusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengumpulkan data sehingga dapat dinilai sejauh mana calon memiliki ciri tersebut.
Salah satu wawancara berstruktur yang digunakan dalam metode assessment centre adalah focused interview. Pada teknik wawancara ini, ciri-ciri kepribadian/dimensi-dimensi yang diperlukan pada pekerjaan tertentu diungkapkan ke dalam uraian-uraian perilaku yang dapat diamati. Misalnya: salah satu ciri kepribadian yang diperlukan adalah keuletan. Ciri ini perlu dijabarkan lebih lanjut, lebih khusus misalnya berupaya menawarkan barang untuk dibeli kepada seorang calon pembeli berkali-kali, dengan berbagai cara, sehingga akhirnya barangnya dibeli juga. Dengan uraian dari ciri kepribadian yang diperlukan ini dapat disusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengumpulkan data sehingga dapat dinilai sejauh mana calon memiliki ciri tersebut.
b) Wawancara non
directive, yang berasal dan digunakan dalam psikoterapi dan konseling. Orang
yang diwawancarai diberi kebebasan untuk menetapkan topik yang ingin
dibicarakan dan mengutarakan isi hatinya. Tugas pewawancara ialah merefleksikan
perasaan-perasaan dari orang yang diwawancarai dan merumuskan kembali atau
mengulangi pernyataan atau kata-kata kunci. Dengan demikian ia akan mendapatkan
banyak informasi dari yang bersangkutan tentang reaksi-reaksi emosi, sikap dan
pandangan-pandangannya dalam kaitannya dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya,
kehidupan keluarganya, dan hubungan interpersonalnya. Namun, banyak data yang
mungkin tidak ada hubungannya yang jelas dengan ciri-ciri pribadi yang
diperlukan pekerjaan, sehingga tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan
diterima tidaknya seorang calon. Oleh karena itu, sebaiknya juga digunakan
teknik yang mengarah/directive interview.
c) Wawancara ganda,
menggunakan beberapa pewawancara untuk mewawacarai satu calon. Dapat terjadi
calon diwawancarai oleh beberapa pewawancara berturut-turut atau calon
diwawancarai oleh satu panel, satu kelompok pewawancara. Di mana setiap
pewawancara dapat secara bergantian mengajukan pertanyaan-pertanyaannya. Pada
wawancara ini dapat digunakan wawancara berstruktur. Berdasarkan
jawaban-jawaban yang diberikan maka setiap pewawancara dapat memberikan
penilaiannya. Selain nilai keabsahannya, korelasi antar pewawancara juga cukup
tinggi.
Kesalahan dalam wawancara
Ada berbagai penyebab kesalahan atau perangkap dalam
proses wawancara. Kegagalan untuk mengatasi penyebab-penyebab kesalahan
wawancara akan menurunkan efektivitas wawancara. Berbagai bentuk kesalahan
wawancara secara terinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Halo Effect
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan
informasi terbatas tentang pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap
karakteristik-karakteristik lain pelamar. Contoh, seorang pelamar yang
mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau ganteng) dan simpatik
diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara dimulai.
- Leading Questions
Kesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan
“telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara memberi arah
pertanyaan-pertanyaan wawancara. Contoh, “apakah saudara setuju bahwa laba
adalah penting?”; “apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini?”.
- Personal Biases
Kesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi
pewawancara terhadap kelompok-kelompok tertentu. Contoh, “saya lebih menyukai
personalia penjualan yang berbadan tinggi”; “ada pekerjaan yang hanya pantas
untuk pria dan ada pekerjaan yang hanya pantas untuk wanita”.
- Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu
wawancara untuk “membual” kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, atau
melakukan percakapan sosial. Contoh, penggunaan waktu wawancara untuk
menceritakan rencana-rencana perusahaan, penggunaan waktu wawancara untuk
memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan pewawancara.
Wawancara yang efektif
1) Interviewer harus
aktif mendengarkan
2) Menggunakan lebih
dari satu format interview
3) Tidak memberikan
evaluasi terhadap kesan pertama
4) Interviewer
berpedoman pada job requirement atau job specification
5) Interviewer memahami
body language
Beberapa teknik yang digunakan dalam tes selain
tes-tes psikologik ( tes kecakapan mental, inventori kepribadian, dan
sebagainya ), juga digunakan berbagai teknik simulasi seperti :
a. Management Business Game
Para assessee dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil. Dalam satu
kelompok, ada yang memainkan peran seorang menejer umum, menejer keuangan,
menejer pemasaran, menejer produksi, dan menejer personalia.Mereka, dalam
memimpin usaha mereka masing-masing, membuat perencanaan dan anggaran tahunan. Para
kelompok assessee saling bersaing. Setiap
catur-wulan, setiap kelompok mendapat hasil dari kegiatan mereka selama
catur-wulan itu. Berapa yang
diproduksi, berapa yang terjual, dan berapa keuntungan/kerugian.Berdasarkan
hasil-hasil tersebut setiap kelompok membuat, menyesuaikan anggaran dan
perencanaannya. Catur-wulan berikutnya, mereka mendapatkan hasil-hasilnya lagi
(hasil-hasil dari kelompok dihitung oleh ‘panitia‘ assessor. Demikian
selanjutnya sampai berjalan ‘beberapa tahun‘.Dalam praktek assessment center
kenyataannya satu atau dua hari.
b. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion atau yang lebih dikenal dengan
singkatannya FGD merupakan ssalah satu metode riset kualitatif yang paling
terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group
untuk membahas suatu masalah tertentu dalam suasana informal dan santai. Jumlah
pesertanya 9-12 orang dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.
c. Leaderless Group Discussion
Para assessee dibagi kedalam kelompok 6 orang.Setiap
kelompok mendapat satu masalah untuk didiskusikan, tanpa ditetapkan adanya satu
pemimpin diskusi.Masalah dan data yang diperlukan diberikan kepada mereka untuk
dipelajari oleh masing-masing secara tersendiri (kira-kira setengah
jam).Kemudian diskusi kelompok dimulai, lama waktu satu jam.
d. In-basket Exercises
Kepada setiap assessee/peserta, yang berperan sebagai
seorang manajer dari satu perusahaan, diberi satu tumpukan/basket/kotak surat
masuk, yang berisi berbagai masalah dan data. Ada yang penting, ada yang tidak
penting, ada yang relevan dan ada yang tidak relevan. Berdasarkan surat-surat
masuk tersebut assessee bertugas menyelesaikan masalah-masalah yang dapat ia
tangkap dengan hanya menggunakan data yang terdapat dalam surat-surat masuk
tersebut, dalam waktu satu jam.
e. Role play
Dalam role play masing- masing calon dihadapkan pada
satu kasus dan dilihat bagaimana peserta menyikapi keadaan tersebut.
- Menulis Laporan dan Penyajian Lisan dari Laporan
Berdasarkan data (produksi, keuangan, pemasaran,
personalia) setiap assessee diminta menulis laporan (satu jam) yang kemudian
harus disampaikan secara lisan kepada direksi. Kepada assessee diberi
kesempatan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan disajikan. Penyajiannya
setengah jam.
Tujuan utama dari proses
rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu
jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan
dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Meskipun tujuannya
terdengar sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks, memakan
waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka peluang untuk
melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat. Kesalahan dalam memilih
orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal
tersebut bukan saja karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah
menyita waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah
untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat
merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya.
Pada saat ini dimana persaingan
untuk mendapatkan pekerjaan semakin kuat, perusahaan seringkali mengalami
kesulitan dalam menentukan kandidat yang tepat mengingat bahwa ada banyak
kandidat yang tersedia tetapi sangat sedikit yang memiliki kualifikasi yang
memadai. Rendahnya moral kerja dan pengaruh budaya "bapakisme" yang
telah berlangsung puluhan tahun semakin menyulitkan perusahaan dalam
mendapatkan kandidat yang benar-benar cocok. Selain menuntut keahlian dan
ketrampilan seorang petugas rekrutmen perusahaan juga harus benar-benar
mempersiapkan proses rekrutmen dan seleksi secara maksimal.
2.4
Rekrutmen
Rekrutmen
adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari
dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan
karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber
daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah
tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan
kandidat yang mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang
tersedia di perusahaan.
Pelaksanaan
rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting, krusial, dan
membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya
manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada bagaimana
prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.
2.5
Proses Rekrutmen
Proses
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi biasanya terdiri dari beberapa langkah atau
tahapan. Di bawah ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi:
1.
Mengidentifikasi jabatan yang
lowong dan berapa jumlah tenaga yang diperlukan.
Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidnag pkerjaan baru di
perusahaan, karyawan dipindahkan atau dipromosikan ke posisi lain, mengajukan
permintaan pengunduran diri, adanya PHK, atau karena pensiun yang direncanakan.
Dengan melihat dinamika dari beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan
perencanaan sumber daya manusia yang sudah tersusun (jika ada) maka akan
diketahui jabatan apa saja yang sedang lowong dan berapa jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut.
2.
Mencari informasi jabatan melalui
analisa jabatan
Untuk memperoleh uraian jabatan (job
description) dan spesifikasi jabatan (job spessification) sebagai
landasan dalam membuat persyaratan jabatan. Persyaratan jabatan harus dibuat
secara hati-hati dan sejelas mungkin agar dalam penerapannya nanti tidak
ditemui kekaburan-kekaburan yang mengganggu proses selanjutnya.
3.
Jika persyaratan jabatan telah
tersusun, maka langkah berikutnya adalah menentukan dimana kandidat yang tepat
harus dicari.
Dua alternative untuk mencari
kandidat yakni dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Jika diambil
dari dalam, apabila kebutuhan staf untuk masa yang akan datang telah
direncanakan, maka perlu juga diketahui siapa kira-kira karyawan yang ada saat
ini yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari
luar perusahaan maka perlu dipertimbangan dengan cermat metode rekrutmen yang
tepat untuk mendaptkan kandidat tersebut.
4.
Memilih metode-metode rekrutmen
yang paling tepat untuk jabatan.
Ada banyak metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh
perusahaan dalam melakukan rekrutmen seperti iklan, employee referrals,
walk-ins & write-ins, Depnakertrans, perusahaan pencari tenaga kerja,
lembaga pendidikan, organisasi buruh, dan lain sebagainya. Perusahaan juga
dapat memilih lebih dari satu metode, tergantung situasi dan kondisi yang
terjadi saat itu.
Metode perekrutan akan berpengaruh
besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. Metode
perekrutan calon karyawan baru terbagi atas :
Ø Metode Tertutup
Metode tertutup yaitu dimana
perekrutan itu hanya diinformasikan kepada para karyawan atau orang-orang
tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk menjadi relatif sedikit, sehingga
kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik akan semakin sulit.
Ø Metode Terbuka
Metode terbuka adalah dimana
perekrutan itu diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media
massa baik cetak maupun elektronik, agar tersebar luas ke masyarakat. Dengan
metode terbuka ini diharapkan banyak lamaran yang akan masuk, sehingga
kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified menjadi lebih besar.
5.
Memanggil kandidat-kandidat yang dianggap memenuhi
persyaratan jabatan
Mengumpulkan berkas-berkas lamaran
mereka, dan meminta mereka mengisi formulir lamaran pekerjaan yang telah
disediakan untuk selanjutnya diproses dalam tahap seleksi
6.
Menyaring / menyeleksi kandidat.
Prosedur seleksi perlu dilakukan jika: 1) pelaksanaan tugas
pada jabatan yang akan diisi memerlukan ciri-ciri fisik dan psikis tertentu
yang tidak dimiliki oleh setiap orang; 2) ada lebih banyak kandidat yang
tersedia dibandingkan jumlah jabatan yang akan diisi. Ada banyak teknik atau
metode seleksi yang dapat digunakan oleh perusahaan. Hal terpenting untuk
diperhatikan adalah bahwa masing-masing teknik seleksi mengukur karaktristik
tertentu, sehingga akan memberi informasi yang berbeda-beda mengenai kandidat.
Pemilihan suatu teknik/metode sebagai predictor dalam prosedur seleksi sangat
tergantung pada: ciri-ciri pekerjaan, validitas dan reliabilitas metode,
persentase calon yang terseleksi, dan biaya penggunaan teknik tertentu.
Beberapa teknik seleksi yang sering digunakan adalah formulir lamaran, data
biografi, referensi dan rekomendasi, wawancara, test kemampuan dan kepribadian,
test fisik/fisiologis, test simulasi pekerjaan dan assessment center.
7.
Membuat penawaran kerja.
Setelah proses seleksi dianggap cukup dan petugas rekrutmen
sudah dapat menentukan kandidat terbaik untuk jabatan tertentu, maka
selanjutnya perlu dipersiapkan penawaran kerja. Termasuk disini adalah
mempersiapkan perjanjian kerja (KKB), memperkenalkan secara lebih mendalam
tentang peraturan dan kondisi kerja di perusahaan, dan memastikan kapan
kandidat akan mulai bekerja. Hal terpenting dalam tahap ini adalah petugas
rekrutmen harus menyiapkan kandidat cadangan untuk berjaga-jaga kalau kandidat
pertama menolak tawaran kerja atau terjadi hal-hal tak terduga.
8.
Mulai bekerja.
Proses rekrutmen tidak berhenti begitu saja setelah kandidat
menerima penawaran kerja. Pada saat sudah menjadi pegawai maka yang
bersangkutan masih perlu dibantu agar ia dapat bekerja secara optimal dan
bertahan untuk waktu yang lama. Pegawai yang bersangkutan harus dimonitor dan
dinilai kinerjanya secara teratur, serta diberikan pelatihan dan pengembangan.
Pada tahap ini petugas rekrutmen perlu mengkaji ulang cara-cara yang dipakai
dalam merekrut dan menyeleksi pegawai, hal ini sangat penting demi mencegah
masalah-masalah yang mungkin timbul setelah pegawai diterima bekerja.
2.6 Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Proses Rekrutmen
Pencarian kebutuhan
tenaga baru dari luar perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
Ø Yang
pertama adalah Kondisi ekonomi negara secara umum. Jika kondisi ekonomi relatif
sulit, maka biasanya akan terjadi oversupply atau calon pekerja jauh lebih
besar dibanding jumlah permintaan. Jika hal ini terjadi, maka perusahaan
relatif lebih mudah untuk mencari karyawan baru, sebab para pelamar kerja
melimpah.
Ø Faktor
kedua adalah Ketersediaan tenaga kerja pada bidang yang dicari. Jika bidang
yang dicari merupakan bidang yang tergolong langka, maka perusahaan akan lebih
sulit dalam memenuhi kebutuhan karyawannya. Misal, bidang teknologi komputer,
atau bidang cellular engineering.
Ø Faktor
ketiga adalah Reputasi perusahaan. Suatu perusahaan cenderung akan lebih mudah
mencari dan merekrut the best people, jika perusahaan itu memiliki reputasi
bagus, sehingga best graduates akan berlomba-lomba bekerja didalamnya. Contoh :
Astra atau Microsoft.
Jika akan dilakukan perekrutan
dari luar, biasanya digunakan kurve rekrutmen, atau berapa jumlah orang yang
harus melamar untuk bisa mengisi sejumlah posisi tertentu.
Contoh Kurva
Rekrutmen
·
1600 -
calon pelamar yang mengirim surat lamaran
·
200 -
kandidat dipanggil untuk seleksi
·
100 -
kandidat dipanggil untuk seleksi tahap 2
·
20 -
pelamar yang diterima kerja
Setelah diketahui spesifikasi
pekerjaan karyawan yang dibutuhkan maka kita harus menentukan sumber-sumber
perekrutan calon karyawan tersebut. Sumber perekrutan
calon karyawan itu adalah sumber internal dan eksternal perusahaan.
1.
Sumber Internal
Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja
diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau
pemindahan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan
karyawan itu baik yang bersifat vertikal (promosi ataupun demosi) maupun
bersifat horizontal. Jika masih ada karyawan yang memenuhi spesifikasi
pekerjaan, sebaiknya pengisian jabatan tersebut diambil dari dalam perusahaan,
khususnya untuk jabatan manajerial.
Hal ini sangat penting untuk
memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang ada.
Adapun kebaikan dan kelemahan sumber
internal adalah sebagai berikut :
Ø Kebaikan-kebaikan sumber internal
§ Meningkatkan moral kerja &
kedisiplinan karyawan, karena ada kesempatan promosi.
§ Perilaku dan loyalitas karyawan
semakin besar terhadap perusahaan.
§ Biaya perekrutan relatif kecil,
karena tidak perlu memasang iklan.
§ Waktu perekrutan relatif singkat.
§ Orientasi dan induksi tidak
diperlukan lagi.
§ Kestabilan karyawan semakin baik.
Ø Kelemahan-kelemahan sumber
internal
§ Kewibawaan karyawan yang
dipromosikan itu kurang.
§ Kurang membuka kesempatan sistem
kerja baru dalam perusahaan.
Bila tidak ada karyawan yang dapat
memenuhi kualifikasi-kualifikasi jabatan yang lowong tersebut, maka kita
merekrutnya dari sumber eksternal.
2.
Sumber Eksternal
Sumber Eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang
lowong dilakukan perekrutan dari sumber-sumber tenaga kerja
diluar perusahaan, yaitu:
§ Kantor penempatan tenaga kerja.
§ Lembaga-lembaga pendidikan.
§ Referensi karyawan atau rekanan.
§ Serikat-serikat buruh.
§ Pencangkokan dari perusahaan lain.
§ Nepotisme dan leasing.
§ Pasar tenaga kerja dengan memasang
iklan pada media massa.
§ Sumber-sumber
lainnya
Adapun kebaikan dan kelemahan sumber
eksternal adalah sebagai berikut :
Ø Kebaikan-kebaikan sumber
eksternal
§ Kewibawaan pejabat relatif baik.
§ Kemungkinan membawa sistem kerja
baru yang lebih baik.
Ø Kelemahan-kelemahan sumber
eksternal
§ Prestasi karyawan lama cenderung
turun, karena tidak ada kesempatan untuk promosi.
§ Biaya perekrutan besar, karena iklan
dan seleksi.
§ Waktu perekrutan relatif lama.
§ Orientasi dan induksi harus
dilakukan.
§ Turnover cenderung akan meningkat.
§ Perilaku dan loyalitasnya belum
diketahui.
Secara detail
sumber eksternal bisa dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1.
Advertising (suratkabar, majalah, radio, internet).
Melakukan pemasangan iklan di koran untuk mengumumkan rekrutmen baru. Misal :
harian Kompas hari Minggu selalu penuh dengan iklan lowongan pekerjaan. Sebuah
perusahaan yang serius mengelola dan mengivestasikan dana pengembangan SDM,
biasanya akan memasang iklan lowongan besar – minimal separo halaman atau
bahkan satu halaman penuh. Hal ini juga untuk menunjukkan reputasi mereka yang
benar-benar ingin merekrut calon pekerja yang bermutu handal.
2.
Melakukan rekrutmen di kampus-kampus. Beberapa
perusahaan di Indonesia seperti Unilever dan Astra kerap melakukan kunjungan
langsung ke kampus-kampus seperti UI, ITB dan Unair untuk melakukan rekrutmen
langsung di kampus.
3.
Melalui Agen Rekutmen. Cara ini biasanya dilakukan
untuk merekrut karyawan pada posisi manajer keatas. Agen sering juga disebut
sebagai “headhunter”.
2.7
Kendala-Kendala
Dalam Proses Rekrutmen
Agar proses perekrutan berhasil maka
perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber dari “organisasi,
pelaksana perekrutan dan lingkungan eksternal”. Kendala-kendala yang dihadapi
setiap perusahaan tidak sama, tetapi pada umumnya kendala-kendala itu adalah:
1. Kebijaksanaan-kebijaksanaan
organisasi
Berbagai kebijaksanaan organisasi
merupakan cermin utama atas berhasil atau tidaknya perekrutan calon pegawai.
Kebijaksanaan organisasi yang akan mempengaruhi perekrutan itu adalah:
Ø Kebijaksanaan Kompensasi dan Kesejahteraan.
Jika
perusahaan dapat memberikan kompensasi dan kesejahteraan yang cukup besar serta
adil maka pelamar yang serius akan semakin banyak, tetapi sebaliknya jika gaji
dan kesejahteraan rendah maka pelamar menjadi sedikit.
Ø Kebijaksanaan Promosi
Apabila
kesempatan untuk promosi diberikan cukup luas maka pelamar yang serius semakin
banyak, tetapi sebaliknya jika kesempatan untuk promosi sangat terbatas maka
pelamar akan menjadi sedikit. Promosi merupakan idaman setiap karyawan, karena
dengan promosi berarti status dan pendapatan akan bertambah besar.
Ø Kebijaksanaan Status Karyawan
Jika
status karyawan menjadi karyawan tetap/full-time maka pelamar semakin banyak,
tetapi jika status karyawannya honorer/harian/part-time maka pelamar akan
semakin sedikit.
Ø Kebijaksanaan Sumber Tenaga Kerja
Jika
tenaga kerja yang akan diterima hanya bersumber dari tenaga kerja local maka
pelamar yang serius akan sedikit, tetapi sebaliknya bila tenaga kerja yang akan
diterima bersumber dari seluruh Nusantara, maka pelamar akan semakin banyak.
2. Persyaratan-persyaratan jabatan
Semakin banyak persyaratan yang
harus dimiliki pelamar maka pelamar akan menjadi sedikit, sebaliknya jika
jumlah persyaratannya sedikit maka pelamarnya akan semakin banyak.
3. Metode pelaksanaan perekrutan
Semakin terbuka perekrutan maka
pelamarnya akan semakin banyak, sebaliknya apabila perekrutannya semakin
tertutup maka pelamarnya semakin sedikit.
4. Kondisi pasar tenaga kerja
Semakin besar penawaran tenaga kerja
maka akan semakin banyak pula pelamar yang serius. Tetapi sebaliknya jika
penawaran tenaga kerja sedikit maka pelamarnya juga menjadi sedikit.
5. Soliditas perusahaan
Soliditas perusahaan dapat diartikan
sebagai besarnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, misal; besarnya
perusahaan tersebut. Jika soliditas perusahaan besar maka pelamar akan semakin
banyak. Sebaliknya jika soliditas perusahaan rendah maka pelamarnya akan
semakin sedikit.
6. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal
Jika kondisi perekonomian tumbuh
dengan cepat dan saingannya juga banyak maka pelamar akan sedikit, tetapi jika
tingkat pertumbuhan perekonomian kecil/depresi, maka pelamarnya akan semakin
banyak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Seleksi adalah suatu proses meneliti dan memilih
dari sekelompok pelamar yang didapat dari berbagai sumber untuk
mendapatkan pelamar yang paling sesuai dengan posisi yang ditawarkan.
Seleksi merupakan suatu proses untuk memilih calon tenaga kerja yang
paling sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajemen tidak menghendaki
menerima pegawai yang tidak cakap dan yang akan cepat keluar sebab dapat
menimbulkan kerugian yang besar. Dalam proses seleksi terdapat beberapa
tahap, antara lain:
- Seleksi atas surat lamaran.
- Wawancara awal
- Penilaian akhir
- Pemberitahuan dan wawancara akhir
- Penerimaan
2.
Pada
akhirnya, strategi rekrutmen dan seleksi yang baik akan memberikan hasil yang
positif bagi perusahaan. Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin
besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi perusahaan. Selain
itu, rekrutmen dan seleksi yang efektif akan berpengaruh langsung pada
produktivitas dan kinerja finansial perusahaan. Dengan demikian maka
pengembangan dan perencanaan system rekrutmen dan seleksi merupakan hal penting
untuk dilaksanakan setiap perusahaan supaya proses yang berlangsung cukup lama
dan memakan biaya tersebut tidak sia-sia.
3.2 Saran
- Sebaiknya sebelum melakukan seleksi karyawan
perusahaan menyiapkan rangkaian tes yang sesuai dengan kriteria pekerjaan
agar mendapatkan karyawan yang terbaik bagi perusahaan.
- Bagi peserta seleksi sebaiknya mempersiapkan diri
dengan baik terutama kondisi mental sebelum mengikuti serangkaian seleksi
pekerjaan. Tentukan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan diri serta
berusaha memberikan yang terbaik dalam mengikuti seleksi pekerjaan.
3. DAFTAR
PUSTAKA
6.
papu johanes, 2001. Organisasi
industry.artikel.jakarta
Komentar
Posting Komentar