MAKALAH KEPEMIMPINAN "MERRY RIANA"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berinteraksi dengan sesama
serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar
maupun dalam kelompok kecil.
Dalam hidup berkelompok, tentulah tidak mudah untuk menciptakan kehidupan
yang harmonis antar anggota kelomok. Untuk menciptakan suatu keharmonisan maka setiap
anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai, keteraturan hidup perlu
selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan &
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat di
andalkan.Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin.Dengan berjiwa pemimpin
manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik.
Merry Riana adalah salah satu contoh sosok
pemimpin yang luar biasa. Sosoknya dapat dijadikan panutan bagi banyak orang
terutama dalam ketekunan dan keuletannya dalam menggapai apa yang telah dia
cita-citakan. Sejak dari usia belia dia telah menghadapi banyak persoalan dan
tantangan hidup namun hal itu tidak menjadikannya putus asa namun membuatnya
semakin terpacu untuk maju sehingga pada usia 26 tahun penghasilannya telah
mencapai 1juta dollar. Hal inilah yang mendasari kami untuk mengangkat sosok
Merry Riana ke pembahasan kami.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi kepemimpinan?
2.
Apa sajakah tipe-tipe kepemimpinan?
3.
Apa sajakah teori-teori kepemimpinan?
4.
Apa tipe kepemimpinan yang dimiliki Merry Riana?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan makalah kami ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Defenisi
Kepemimpinan
2. Menjelaskan tipe-tipe
kepemimpinan
5. Menjelaskan teori-teori
kepemimpinan
6. Menjelaskan bagaimana tipe
kepemimpinan Merry Riana
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut.
a.
George R. Terry (yang
dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
b.
G.L.Feman &
E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
c.
C.M. Bundel “Is
Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
d.
R. C. Davis “ The
Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
Sedangkan pemimpin memiliki arti sebagai
berikut:
a.
Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya
dalam mencapai tujuan.
b.
Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
c.
Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
d.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
2.2 TEORI
KEPEMIMPINAN
1. Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a.
Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
b.
Kedewasaan
dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan
lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c.
Motivasi
Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi
diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
d.
Sikap
Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan
sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang
mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal.
a)
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b)
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yangmemberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik
adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori
Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang
pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori
Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai,
harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
2.3 TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan
model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal
adalah sebagai berikut.
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari
pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat
sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah
dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia
kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau
instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,
apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik
oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang
yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam
dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan
menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan
langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan
sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire
(Bahasa Perancis : “biarkan mereka
sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin akan
menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka. Dengan demikian
sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya. Pemimpin semacam ini sangat
tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu. Mereka menganggap peran
mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi
dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap
pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya
tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi
kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena
kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh
dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan
tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin
dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak
dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu
berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan
kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan
pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai
kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan
dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan
persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe
Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin
yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal
sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran,
atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut
akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur
dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar
menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini
menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang
otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan
tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang
dianut, sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
2.4 BIOGRAFI SINGKAT MERRY RIANA
Merry Riana seorang Entrepreneur wanita yang
sukses di usia muda ia juga Seorang Speaker, Trainer dan menjadi Motivator
Wanita No.1 di Asia. Merry Riana yang
menjadi salah satu Enterpreneur dan
Motivator wanita tersukses ini berasal dari Indonesia, Ia dilahirkan di
pada tanggal 29 Mei 1980 di Jakarta, Merry Riana lahir dan tumbuh di Jakarta
dalam sebuah keluarga sederhana. Orangtua Merry adalah seorang pebisnis dan ibu
rumah tangga. Ia merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Perjalanan hidup
Merry di Singapura berawal ketika terjadi kerusuhan besar di Jakarta tahun
1998. Cita-cita untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti
buyar karena kejadian tersebut. Ia kemudian memilih kuliah di Singapura untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. ayah Merry memutuskan untuk mengirim
anaknya belajar di luar negeri. Dan Singapura kala itu merupakan sebuah pilihan
yang paling masuk akal karena jaraknya yang relatif dekat, lingkungan yang aman
dan sistem pendidikannya yang bagus.
Merry mulai belajar di bangku kuliah di jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) pada tahun 1998. Merry mengaku jurusan ini menjadi jurusan paling masuk akal baginya saat itu. Merry bercita-cita menjadi seorang insinyur. Cita-citanya tersebut mungkin karena ingin membantu sang ayah dalam menjalankan bisnis. Tanpa persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula, Merry meminjam dana dari Pemerintah Singapura. Ia meminjam dana beasiswa dari Bank Pemerintah Singapura sebesar $40.000 dan harus dilunasi setelah ia lulus kuliah dan bekerja.
Dana tersebut sangatlah minim, karena setelah dihitung-hitung ia hanya mangantungi $10 selama seminggu.Untuk berhemat, Merry menyiasatinya dengan hanya makan mie instant di pagi hari,makan siang dengan 2 lembar roti tanpa selai, ikut seminar dan perkumpulan di malam hari demi makan gratis, bahkan untuk minumpun ia mengambil dari air keran/tap water di kampusnya. Hal itu berangsur hampir setiap hari di tahun pertamanya kuliah. Kehidupan yang sangat memprihatinkan tersebut mendorongnya untuk mencari penghasilan diluar. Dari mulai membagikan pamflet/brosur di jalan,menjadi penjaga toko bunga,dan menjadi pelayan Banquet di hotel.
Ketika
menyadari hidupnya tak berubah meski sudah memasuki tahun kedua kuliah, Merry
mulai membangun mimpi.
”Saya
membuat resolusi ketika ulang tahun ke-20. Saya harus punya kebebasan finansial
sebelum usia 30. Dengan kata lain, harus jadi orang sukses. The lowest point in
my life membuat saya ingin mewujudkan mimpi tersebut,” itulah yang menjadi
mimpi Merry Riana.
Karena tak
punya latar belakang pendidikan dan pengalaman bisnis, Merry mengumpulkan
informasi dengan mengikuti berbagai seminar dan melibatkan diri dalam
organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis.
Tanpa
pengalaman dan pengetahuan bisnis yang memadai, Merry terjun ke dalam dunia
bisnis. Itu ia lakukan karena ia mengetahui bahwa memiliki pekerjaan biasa
tidak cukup untuk memenuhi impiannya untuk sukses di usia 30 tahun. Ia mencoba
berbagai peluang bisnis. Diapun mencoba peruntungan dengan bisnis pembuatan
skripsi,bisnis MLM,mencoba bermain saham,yg semuanya berakhir dengan kegagalan.
Merry juga mencoba praktik dengan terjun ke multi level marketing meski
akhirnya rugi 200 dollar. Merry bahkan pernah kehilangan 10.000 dollar ketika
memutar uangnya di bisnis saham. Mentalnya sempat jatuh meski dalam kondisi
tersebut masih bisa menyelesaikan kuliah Sayang, Merry kehilangan semua
investasinya dan terpuruk. Meski begitu, Merry kembali bangkit dan berusaha
keras untuk menjadi entrepreneur. Merry mulai berusaha dari awal dengan belajar
secara sungguh-sungguh tentang seluk beluk pasar. Setelah merasa siap, ia pun
memutuskan untuk menekuni industri perencanaan keuangan. Merry berpikir itulah
hal yang akan membuatnya mampu mewujudkan impiannya dalam waktu yang relatif
singkat.
Tamat kuliah, barulah Merry mempersiapkan diri dengan matang. Belajar dari pengalaman para pengusaha sukses, dia memulai dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan. Saat Merry memulai karier sebagai seorang penasihat keuangan, ia harus bergulat dengan sejumlah tantangan dan hambatan. Orang tuanya, dosen serta teman-temannya kurang setuju dengan keputusan Merry tersebut. Merry saat itu belum memiliki kemampuan berbahasa Mandarin padahal lebih dari separuh penduduk Singapura ialah etnis China. Sebagai seorang pendatang asing di sana, pengalaman dan relasi Merry sangat terbatas. Namun, satu alasan yang membuat Merry pantang menyerah ialah usianya yang masih muda dan masih lajang sehingga ia merasa lebih bebas dan lebih berani mengambil risiko. Tanpa merasa terlalu terbebani dengan kemungkinan gagal atau keharusan untuk berhasil, Merry lebih memilih untuk memfokuskan diri pada pengalaman dan pelajaran yang ia bisa dapatkan selama fase-fase awal kariernya. Tapi Merry sudah membulatkan tekad. Ia bekerja 14 JAM DALAM SEHARI, berdiri di dekat stasiun MRT & halte bus untuk menawarkan asuransi, bahkan ia bekerja sampe tengah malam dan baru pulang jam 2 dini hari, belum lagi pendapatan yang tidak pasti membuatnya terpaksa kembali berhemat untuk mengatur kebutuhan sehari-hari.
Tamat kuliah, barulah Merry mempersiapkan diri dengan matang. Belajar dari pengalaman para pengusaha sukses, dia memulai dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan. Saat Merry memulai karier sebagai seorang penasihat keuangan, ia harus bergulat dengan sejumlah tantangan dan hambatan. Orang tuanya, dosen serta teman-temannya kurang setuju dengan keputusan Merry tersebut. Merry saat itu belum memiliki kemampuan berbahasa Mandarin padahal lebih dari separuh penduduk Singapura ialah etnis China. Sebagai seorang pendatang asing di sana, pengalaman dan relasi Merry sangat terbatas. Namun, satu alasan yang membuat Merry pantang menyerah ialah usianya yang masih muda dan masih lajang sehingga ia merasa lebih bebas dan lebih berani mengambil risiko. Tanpa merasa terlalu terbebani dengan kemungkinan gagal atau keharusan untuk berhasil, Merry lebih memilih untuk memfokuskan diri pada pengalaman dan pelajaran yang ia bisa dapatkan selama fase-fase awal kariernya. Tapi Merry sudah membulatkan tekad. Ia bekerja 14 JAM DALAM SEHARI, berdiri di dekat stasiun MRT & halte bus untuk menawarkan asuransi, bahkan ia bekerja sampe tengah malam dan baru pulang jam 2 dini hari, belum lagi pendapatan yang tidak pasti membuatnya terpaksa kembali berhemat untuk mengatur kebutuhan sehari-hari.
Sampai
akhirnya ia sukses sebagai Financial Consultant yang menjual produk-produk
keuangan dan perbankan seperti asuransi,kartu kredit.deposito,tabungan,dll.
Dalam enam bulan pertama karirnya di Prudential, Merry berhasil melunasi
utangnya sebesar 40 ribu dolar Singapura. Hingga tahun 2003, Merry dianugrahi
Penghargaan Penasihat Baru Teratas yang diidam-idamkan banyak orang yang
menekuni profesi penasihat keuangan. Di tahun 2004, prestasi Merry yang
cemerlang membuatnya dipromosikan sebagai manajer. Merry lalu memulai bisnisnya
sendiri setelah diangkat menjadi manajer. Ia mendirikan MRO (Merry Riana
Organization). Bersama timnya di MRO, Merry memiliki program pemberdayaan
perempuan dan anak-anak muda. Anggota timnya di lembaga ini bahkan tergolong
muda, berusia 20-30 tahun. ”Saya ingin menampung orang muda yang punya ambisi
dan semangat seperti saya,” katanya.
Keinginannya untuk berbagi ini tak hanya dilakukan di Singapura. Pada ulang tahunnya ke-30, Merry membuat resolusi baru, yaitu memberi dampak positif pada satu juta orang di Asia, terutama di tanah kelahirannya, Indonesia. Tahun 2005, Merry menerima penghargaan sebagai penghargaan Top Agency of the Year dan penghargaan Top Rookie Agency. Hingga kini Merry telah memotivasi dan melatih ribuan profesional dan eksekutif dalam bidang penjualan, motivasi dan pemasaran. Dalam perusahaannya, Merry menaungi 40 penasihat keuangan, yang uniknya memiliki usia yang masih belia (antara 21- 30 tahun).
Media-mediapun
berbondong-bondong memberitakan kisah suksesnya dan dengan segera Merry Riana
dikenal sebagai seorang entrepreneur wanita yang sukses dan menjadi Motivator
untuk membagikan ilmu dan kiat-kiat suksesnya agar setiap orang menjadi
pribadi-pribadi yang sukses.Kini,Merry Riana mempunyai mimpi untuk memberikan
dampak positif bagi 1 juta orang di Asia,terutama di Indonesia. Salah satunya
dengan meluncurkan buku "Mimpi Sejuta Dolar" yang sangat inspiratif
dan akan diangkat ke layar lebar.
Merry
menyatakan bahwa motivasinya tidak hanya berasal dari keinginan untuk
memberikan kehidupan yang lebih baik pada kedua orangtuanya tetapi juga dari
ambisinya untuk membantu generasi muda lainnya untuk melakukan hal serupa. Ia
berharap para pemuda mampu memberikan kehidupan yang lebih baik, tak hanya bagi
diri mereka sendiri tetapi juga orang tua mereka dan anggota keluarga mereka
yang lain.
Buku
" Mimpi Sejuta Dolar " sendiri sudah menjadi National
Bestseller hanya dalam waktu 1 bulan setelah peluncurannya. Buku ini menarik
perhatian publik Singapura dan Asia Tenggara karena menuliskan tentang prestasi
Merry Riana menghasilkan S$ 1.000.000 pada usia 26 tahun yang Awalnya, Merry
Riana adalah mahasiswi Nanyang Technological University yang berhutang sebanyak
S$ 40.000. Profil kesuksesan Merry Riana mulai dikenal setelah muncul di
artikel The Strait Times pada tanggal 26 Januari 2007 yang berjudul "She's
made her first million at just age 26" ("Ia mencapai satu juta dolar
pertamanya di usia 26 tahun"). Merry Riana aktif sebagai pembicara di
berbagai seminar, perusahaan, sekolah dan media massa di Singapura dan beberapa
negara di Asia Tenggara. Ia dikenal giat dalam memanfaatkan jejaring sosial
Twitter melalui akun twitternya di @MerryRiana.
2.5 GAYA KEPEMIMPINAN
MERRY RIANA
Manajer
dapat diartikan sebagai seseorang yang menerima jabatan yang diberikan secara
formal dan memilki otoritas terhadap para bawahan (subornitates). Sementara itu, Pemimpin (Leader) memiliki arti sebagai
seseorang yang memperoleh kekuasaannya secara tidak formal (seperti
karisma, karakter, keterampilan) yang membuat para pengikutnya (followers) merasa terinspirasi untuk
mengikuti dan menjadikannya pemimpin.
Manajer
dan Pemimpin memiliki peran dan karakteristik yang berbeda. Warren Bennis dalam
bukunya On Becoming Leader,
menyebutkan perbedaan-perbedaan yang dimaksud yaitu: Manajer mengelola
sedangkan Pemimpin menginovasi; Manajer mempertahankan sedangkan Pemimpin
mengembangkan; Manajer berfokus pada sistem dan struktur sedangkan Pemimpin
fokus kepada orang; Manajer bergantung pada pengawasan sedangkan Pemimpin
membangkitkan kepercayaan; Manajer melihat jangka pendek sedangkan Pemimpin
melihat perspektif jangka panjang; Manajer menerima status quo sedangkan Pemimpin menantangnya.
Meskipun
manajemen dan kepemimpinan merupakan dua hal yang berbeda, menurut Kotter,
gabungan manajer dan pemimpin dibutuhkan sepanjang berjalannya sebuah
perusahaan, bergantung pada situasinya. Apa yang dikatakan oleh Kotter
tersebut, sepertinya telah berhasil dilakukan oleh seorang Merry Riana, seorang
pengusaha sukses dari Indonesia, yang pernah menyandang gelar manajer dan
President Star Club atas prestasinya meraih pencapaian target investasi
tertinggi di industri produk finansial. Pada tahun 2004 (usia 26 tahun), Merry
Riana dan suaminya, Alva, mendirikan sebuah biro konsultan keuangan yang ia
namakan “Merry Riana Organization”.
Sejak
awal pendiriannya, Merry Riana sudah membuat suatu perbedaan yang menarik yaitu
para anak buah yang mereka rekrut, usianya dibatasi yaitu usia 20 sampai 30
tahun. Keputusan ini juga terkait dengan visi maupun tujuan jangka panjang yang
sudah ia tetapkan yaitu untuk membantu kaum muda mempercepat perolehan
suksesnya (kebebasan finansial sejak muda). Selain itu, ia juga menginginkan
sebuah organisasi yang dinamis, berjiwa muda dan penuh harapan khas anak muda.
Ia mencoba untuk mencetak para kader yang bisa bergerak dengan visi dan
kekuatan tekad yang sama seperti dirinya.
Namun,
dalam perjalanannya terjadi berbagai masalah yang menimpa organisasinya. Salah
satunya adalah ketika seorang anak buahnya mengundurkan diri karena ia tidak
punya uang untuk mengobati ibunya yang terkena kanker. Ia sudah bekerja tiga
bulan tapi masih saja gagal. Apalagi pekerjaannya hanya memberikan komisi,
bukan gaji. Namun, Merry Riana tidak begitu saja melepas anak buahnya itu. Ia
menunjukkan beberapa karakter pemimpin yaitu membangkitkan kepercayaan dengan
motivasi. Merry Riana melihat potensi besar yang dimiliknya. Ia pun terus
mengajaknya bersama-sama bekerja dengan fokus, menyerahkan hati dan konsentrasi
pada pekerjaan, membangun kegigihan dan kemauan, bekerja empat belas jam
sehari, tujuh hari dalam seminggu, dua puluh kali presentasi dalam sehari, dan
ia juga ikut menemaninya. Hasilnya, ia berhasil menyukseskan anak buahnya itu.
Sebagai
seorang manajer, Merry Riana juga membuat sebuah mekanisme kerja yang ia sebut
sebagai jaring kerja sama yaitu dirinya dan suaminya menjadi tutor sekaligus
pengamat para anak buah mereka di lapangan sambil terus membimbing dan mendidik
seorang kader yang bisa diandalkan untuk menjadi semacam supervisor yang
mengamati kerja anak buah saat ia dan suaminya berhalangan.
Selain
itu, dalam menjalankan perusahaannya itu, ia memegang tiga prinsip yang menjadi
nilai-nilai yang diikuti oleh anak buahnya, yaitu love, trust, and respect. Love berarti bahwa segala yang mereka
lakukan semua bermuara pada cinta kasih (keluarga dan lingkungan). Trust diartikan sebagai mereka harus
bekerja dengan jujur dan penuh komitmen sehingga semua hal yang mereka ucapkan
menjadi jaminan yang bisa dipercaya. Respect
memiliki arti bahwa kerja sama di dalam organisasi mereka harus didasari
perasaan saling menghormati. Tidak boleh ada intrik dalam organisasi mereka,
yang ada hanya semangat untuk bekerja sama dengan hati yang gembira dan penuh
harapan untuk mengejar masa depan bersama yang penuh dengan kebaikan. Tidak
hanya itu, Merry Riana juga rutin menggelar acara penghargaan untuk para anak
buahnya dengan mengundang mereka beserta keluarga mereka. Para orang tua yang
anaknya menerima award, dipersilakan
berpidato.
Dari
mekanisme kerja, ketiga prinsip, dan pemberian penghargaan dalam perusahaannya
tersebut, terlihat bahwa Merry Riana tidak hanya fokus pada sistem, tetapi juga
pada orang karena adanya keinginan untuk dekat dengan anak buah dan terus
mengembangkan potensi mereka, juga membangun kedekatan dengan keluarga.
Merry
Riana mampu dengan baik menggabungkan peran dan karakter baik sebagai seorang
manajer maupun pemimpin melalui Merry Riana Organization yang dibawahinya.
Dengan begitu, Merry Riana nampaknya pantas disebut sebagai Manager as A Leader. Baginya, “A Leader
Must Give Up to Go Up”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan
sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Banyak orang
beranggapan bahwa mereka tidak perlu belajar seni kepemimpinan, karena bukan
seorang pemimpin. Tapi tidak untuk Merry Riana. Menurutnya, manusia sudah
terlahir menjadi bibit unggul yang luar biasa untuk menjadi pemenang sejak
mereka lahir. Prinsip memimpin itu bukan agar mereka mampu memimpin orang lain
saja, tapi juga memimpin dirinya sendiri. Kalau seseorang bisa mengkontrol dirinya
sendiri, sudah dapat dipastikan bahwa ia juga bisa mengkontrol keadaan
sekitarnya. Dan cara efektif untuk mampu memimpin diri sendiri adalah dengan
disiplin.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Melalui pembahasan
kepemimpinan ini, diharapkan mahasiswa memahami arti kepemimpinan.
2. Mahasiswa diharapkan
memahami tentang arti kepemimpinan,pemimpin dan kekuasaan
3. Mahasiswa diharapkan
memahami dan menerapkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang ideal dan yang
di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bennis,
Warren G. On Becoming a Leader. 1989.
Canada: Addison Wesley Publishing Company.
Kotter,
John P. Leading Change. 1990. Boston:
Harvard Business School.
Endah,
Alberthiene. Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar.
2011. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Komentar
Posting Komentar