Makalah Kelompok Sosial
MATERI
KELOMPOK SOSIAL
1. Kelompok Sosial
Pengertian
Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai
hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, memiliki harapan dan tujuan
yang sama, serta mempunyai kesadaran diri sebagai anggota kelompok yang diakui
pihak luar.
Proses
terbentuknya kelompok sosial
Terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia
yang selalu ingin hidup dengan orang lain untuk hidup bersama.
Ada
dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga ia terdorong untuk hidup
berkelompok yaitu :
- Hasrat
untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya.
- Hasrat
untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya.
Secara
kodrati manusia dalam hidup harus bermasyarakat. Manusia yang hidup sendiri dianggap
tidak wajar, bahkan mungkin bisa sakit jiwa atau mati.
Syarat
Kelompok Sosial
- Tiap
anggota harus sadar bahwa ia merupakan dari kelompok yang bersangkutan.
- Ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
- Ada
suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan mereka bertambaherat
- Berstruktur,
berkaidah dan punya pola perilaku
- Bersistem
dan berproses.
Ciri-ciri
dasar kelompok sosial
- Terdiri
atas dua orang atau terus bertambah
- Terdapat
komunikasi dan interaksi
- Ada minat
dan kepentingan bersama
- Ada motif
yang sama dari anggota untuk membentuk kelompok
- Ada
kecakapan yang berbeda-beda dari anggota kelompok
- Punya
stuktur yang tegas
- Ada
kaidah-kaidah yang mengatur
- Tiap
anggota merasa dirinya bagian dari kelompoknya.
Faktor
Pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dalam kelompok biasa merupakan sesuatu yang murni dari
diri sendiri atau secara kebetulan.misalnya ada orang yang terlahir
dalam keluarga kaya atau miskin, itu merupakan suatu kebetulan.
Namun bergabung dalam
suatu kelompok sosial ada juga yang merupakan pilihan.
Ada
dua faktor yang mengarahkan pada pilihan yaitu
- Kedekatan
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin
memungkinkan untuk saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Kedekatan
fisik meningkatkan peluang untuk berinteraksi.
- Kesamaan
Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan,
nilai, tingkat intelegensi,atau karakter-karakter lainnya.
Faktor-
Faktor yang mendorong keberhasilan suatu kelompok sosial adalah :
- Interaksi
antara orang-orang yang ada dalam suatu kelompok
- Ikatan
emosional
- Tujuan
atau kepentingan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan
- Kepeminpinan
yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan
- Norma
yang diakui oleh mereka yang terlibat didalamnya.
Macam-Macam Kelompok Sosial
1. Berdasarkan besar/kecilnya jumlah anggota
dalam kelompok
Contoh
kelompok kecil adalah keluarga, kelompok yang lebih besar misalnya RT, RW,
Banjar, negara.
2. Berdasarkan Interaksi erat/tidaknya hubungan
dalam kelompok.
Dibedakan
menjadi paguyuban dan patembayan.
Ada
3 tipe paguyuban :
Paguyuban karena adanya ikatan darah
Paguyuban karena kedekatan tempat tinggal/tempat bekerja
Paguyuban karena pola pikir,pandangan,keahlian/pekerjaan
3. Berdasarkan proses terbentuknya:
Ada
kelompok nyata,dan kelompok semu.
4. Berdasarkan kepentingan dan wilayah
5. Berdasarkan kelangsungan kepentingan
6. Berdasarkan derajat organisasi.
Kelompok sosial
terdiri atas kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara,
TNI,perusahaan. Namun ada kelompok sosial yang tidak terorganisasi dengan baik
seperti kerumunan massa.
Kelompok sosial dipandang
dari sudut individu
Pada masyarakat
yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai satu kelompok
sosial dimana ia menjadi anggotanya. Namun ia juga menjadi anggota beberapa
kelompok sosial sekaligus. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini biasanya
didasari oleh kekerabatan,usia,jenis kelamin,pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan
setiap kelompok sosial tersebut akan memberikan kedudukan dan prestise
tertentu.
Faktor-faktor yang menyebabkan tidak stabilnya suatu
kelompok sosial
1. Adanya
konflik antar anggota kelompok.
2. Tidak adanya
koordinasi yang baik dari pemimpin kelompok.
3. Adanya
kepentingan yang tidak seimbang.
4. Adanya
rebutan kekuasaan dari anggota kelompok.
5. Perbedaan
paham tentang cara pencapaian tujuan.
2. Masyarakat Multikultural
Pengertian Masyarakat Multikultural
Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua kelompok masyarakat atau
lebih yang memiliki perbedaan karakteristik dan kebudayaan yang beragam.
Naluri manusia
adalah ingin hidup dengan dengan orang lain,oleh karena itu secara otomatis
akan lahir masyarakat yang berarti kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinue atau
terikat oleh identitas bersama.
Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang memiliki berbagai kultur dan terbentuknya
masyarakat tersebut karena adanya proses sosial dan perubahan-perubahan sosial.
Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki
beragam kebudayaan yang berbeda-beda.
Faktor penyebab munculnya masyarakat multikultural :
1. Latar
belakang historis.
2. Kondisi
geografis.
3. Keterbukaan
terhadap budaya luar.
Macam-macam masyarakat multikultural
1. Masyarakat majemuk dengan
kompetisi seimbang.
Yaitu
masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis
yang memiliki kekuatan kompetitif seimbang.
2. Masyarakat majemuk dengan
mayoritas dominan.
Yaitu
masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis
yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang.salah satunya yang merupakan
kelompok mayoritas memiliki kekuatan yang lebih besar daripada lainnya.
3. Masyarakat majemuk dengan
minoritas dominan.
Yaitu
masyarakat yang diantara komunitas atau kelompok etnisnya terdapat kelompok
minoritas, tetapi mempunyai kekuatan kompetitif diatas yang lain.
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi.
Yaitu
masyarakat yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau kelompok etnis dan
tidak ada satu kelompok pun mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.
Sifat-sifat masyarakat multikultural
1. Terjadi segmentasi
ke dalam bentuk-bentuk kelompok sub kebudayaan yang berbeda satu dengan yang
lain.
2. Memiliki struktur
sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer.
3. Kurang
mengembangkan konsensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat
dasar.
4. Secara relatif
sering mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
5. Secara relatif
tumbuh integrasi sosial diatas paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi.
6. Adanya
dominasi politik oleh satu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Karakteristik Masyarakat multikultural
Berikut ini beberapa macam
karakteristik kesatuan masyarakat
1.
Kesatuan Genealogis adalah kesatuan masyarakat yang
anggotanya diikat berdasarkan pertalian darah.
2.
Kesatuan Teritorial adalah kesatuan masyarakat yang
setiap anggotanya merasa terikat karena bertempat tinggal di daerah yang sama.
3.
Kesatuan Sakral adalah kesatuan sosial yang
terbentuk karena anggota-anggotanya merasa
terikat oleh ikatan
spiritual.
4.
Kesatuan Campuran adalah masyarakat yang terikat
karena perpaduan dari faktor-faktor
genealogis, teritorial dan
sakral.
5.
Penggolongan tertentu adalah kesatuan masyarakat
lain yang terbentuk berdasarkan keadaan
tertentu.
- Penggolongan
berdasarkan proses terbentuknya
- Penggolongan
berdasarkan jenis kelamin
- Penggolongan
berdasarkan umur
- Penggolongan
berdasarkan derajat
- Penggolongan
berdasarkan kasta.
Perilaku dalam masyarakat multikultural
Dalam kehidupan masyarakat
multikultural sering tidak dapat dihindari berkembangnya paham-paham atau cara
hidupyang didasarkan pada etnosentrisme,primordialisme, aliran dan sebagainya.
- Etnosentrisme
merupakan paham atau sikap menilai kebudayaan suku
bangsa/kelompok lain menggunakan ukuran
yang berlaku di suku bangsa
kelompok/masyarakat
sendiri.
- Primordialisme
merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa(memberi
prioritas) orang-orang yang berlatar
belakang suku bangsa, agama, ras, aliran atau
golongan yang
sama dalam urusan publik.
- Kronisme:memprioritaskan
teman.
- Nepotisme
: memprioritaskan anggota keluarga.
Hubungan Kelompok Sosial dengan Masyarakat
Multikural
Dengan adanya
diferensiasi dan stratifikasi sosial,maka terjadi perbedaan-perbedaan yang
membentuk tingkat-tingkat sosial dalam masyarakat.Perbedaan ini mencerminkan
adanya ketidaksamaan dalam masyarakat.Bentuk diferensiasi dan stratifikasi ini
sangat penting bagi individu-individu dalam kelompok sosial karena memiliki
pengaruh terhadap kesempatan hidup mereka.Hubungan antar kelompok sosial dengan
masyarakat muktikultural adalah saling berkaitan(erat sekali), keduanya
berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam suatu
masyarakat kita pasti menemukan dua atau lebih kelompok sosial yang
berbeda-beda berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosialnya.
A. Pengertian Kelompok Sosial
Secara
sosiologis pengertian kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang
mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Disamping itu terdapat beberapa
definisi dari para ahli mengenai kelompok sosial.
Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren kelompok
sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang
diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para
anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
B. Proses Terbentuknya Kelompok
Sosial
Menurut
Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia
yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk
kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh
psikologis secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong
untuk hidup berkelompok, yaitu:
-
Hasrat untuk bersatu dengan manusia
lain di sekitarnya
-
Hasrat untuk bersatu dengan situasi
alam sekitarnya
-
C. Syarat Terbentuknya Kelompok
Sosial
Kelompok-kelompok
sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling
berinteraksi. Untuk itu, setiap himpunan manusia agar dapat dikatakan sebagai
kelompok sosial, haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
-
Setiap anggota kelompok memiliki
kesadaran bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
-
Ada kesamaan faktor yang dimiliki
anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan antara mereka bartambah erat. Faktor-faktor kesamaan tersebut, antara lain
-
Persamaan nasib
-
Persamaan kepentingan
-
Persamaan tujuan
-
Persamaan ideologi politik
-
Persamaan musuh
-
Kelompok sosial ini berstruktur, berkaidah,
dan mempunyai pola perilaku.
D. Macam-Macam Kelompok Sosial
1. Klasifikasi
Tipe-tipe Kelompok Sosial
Menurut
Soerjono Soekanto dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Berdasarkan
besar kecilnya anggota kelompok
Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah
anggota kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam
kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel memulai dari satu orang sebagai
perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian monad dikembangkan
menjadi dua orang ataudiad, dan tiga orang atau triad, dan
kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota
kelompoknya, pola interaksinya juga berbeda.
b. Berdasarkan
derajat interaksi dalam kelompok
Derajat
interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda.
Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan
mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face
groupings). Hal ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota,
perusahaan, atau negara, di mana anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan
erat.
c. Berdasarkan
kepentingan dan wilayah
Sebuah
masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas
dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan
asosiasi (association) adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk
memenuhi kepentingan tertentu.
d. Berdasarkan
kelangsungan kepentingan
Adanya
kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya
sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang
keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama.
Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
e. Berdasarkan derajat organisasi
Kelompok
sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi
seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang
hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai
berikut.
a. Kategori
statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama, misalnya
kelompok umur.
b. Kategori
sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki
bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia).
c. Kelompok
sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family)
d. Kelompok
tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu tempat pada waktu yang
sama karena adanya pusat perhatian yang sama. Misalnya, orang yang sedang
menonton sepak bola.
e. Organisasi
Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya perusahaan.
2. Kelompok Sosial dipandang dari
Sudut Individu
Pada
masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai satu
kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya. Namun, ia juga menjadi anggota
beberapa kelompok sosial sekaligus. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini
biasanya didasari oleh kekerabatan, usia, jenis kelamin, pekerjaan atau
kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial tersebut akan memberikan
kedudukan dan prestise tertentu. Namun yang perlu digarisbawahi adalah sifat
keanggotaan suatu kelompok tidak selalu bersifat sukarela, tapi ada juga yang
sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota kelompok di tempatnya
bekerja, Pak Tomo juga anggota masyarakat, anggota perkumpulan bulu tangkis,
anggota Ikatan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban
masyarakat Jawa dan sebagainya.
3. In-Group dan Out-Group
Sebagai
seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok
keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok
tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok
sendiri (In group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain
dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama dan
kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar (out group) karena
aku berada di luarnya.
In-group dan out-group dapat
dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu
sama. Pada masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya
akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan
kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa
maka hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya.
Jika mereka dapat menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan
bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun,
jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka
mereka adalah musuh sehingga merekapun bereaksi.
Pada
masyarakat modern, setiap orang mempunyai banyak kelompok sehingga mungkin saja
saling tumpang tindih dengan kelompok luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan
siswa baru sebagai kelompok luar, tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga
mereka pun bersatu untuk mendukung tim sekolah kesayangannya.
4. Kelompok Primer (Primary Group)
dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer
adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara
anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Sebagai
salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah adanya
peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu
menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok
primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang
mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.
Di
dalam kelompok primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan
sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu
sama lainnya sebagai suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-harapan, dan
kecemasan-kecemasan, berbagi pengalaman, mempergunjingkan gosip, dan saling
memenuhi kebutuhan akan keakraban sebuah persahabatan.
Di
sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas
banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok
sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah),
serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan
dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang
berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting,
tetapi cara kerjanya.
6. Paguyuban
(Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Konsep
paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft)
dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies.
Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah,
serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin
yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam
keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Secara umum
ciri-ciri paguyuban adalah:
-
Intimate, yaitu
hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra
-
Private, yaitu
hubungan yang bersifat pribadi
-
Exclusive, yaitu
hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar
“kita”
Di dalam
setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe
paguyuban berikut.
a. Paguyuban
karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau
paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau
keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.
b. Paguyuban
karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang
terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling
tolong-menolong. Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.
c. Paguyuban
karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri
atas orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat
tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan
ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban
karena darah atau keturunan.
Sebaliknya,
patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk
jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk
dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis
seperti sebuah mesin. Bentuk gesellschaft terutama
terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya,
ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan
sebagainya.
Ciri-ciri
hubungan paguyuban dengan patembayan dapat diketahui dari tabel berikut:
Paguyuban
|
Patembayan
|
Personal
Informal
Tradisional
Sentimental
Umum
|
Impersonal
Formal, kontraktul
Utilitarian
Realistis, “ketat”
Khusus
|
6. Formal Group dan Informal Group
Menurut
Soerjono Soekanto, formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang
tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antar sesamanya. Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan
tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha demi
tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus.
Organisasi
biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme administratif. Misalnya, sekolah
terdiri atas beberapa bagian, seperti kepala sekolah, guru, siswa, orang tua
murid, bagian tata usaha dan lingkungan sekitarnya. Organisasi seperti itu
dinamakan birokrasi. Menurut Max Weber, organisasi yang didirikan secara
birokrasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
-
Tugas organisasi didistribusikan dalam
beberapa posisi yang merupakan tugas-tugas jabatan.
-
Posisi dalam organisasi terdiri atas
hierarki struktur wewenang.
-
Suatu sistem peraturan memengaruhi
keputusan dan pelaksanaannya.
-
Unsur staf yang merupakan pejabat,
bertugas memelihara organisasi dan khususnya keteraturan organisasi.
-
Para pejabat berharap agar hubungan
atasan dengan bawahan dan pihak lain bersifat orientasi impersonal.
-
Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan
pada karier.
Sedangkan
pengertian informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan
organisasi yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena
pertemuan-pertemuan yang berulang kali. Dasar pertemuan-pertemuan tersebut
adalah kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama. Misalnya
klik (clique), yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang
sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan
adanya pertemuan-pertemuan timbal balik antaranggota yang biasanya hanya
“antarakita” saja.
7. Membership
Group dan Reference Group
Mengutip
pendapat Robert K Merton,
bahwa membership group adalah suatu kelompok sosial, di mana
setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas fisik
yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan
secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang
tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga
adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok
tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.
Reference
group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang
(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata
lain, seseorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang
ingin sekali menjadi anggota TNI, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk
memasuki lembaga pendidikan militer. Namun, ia bertingkah laku layaknya seorang
perwira TNI meskipun dia bukan anggota TNI.
8. Kelompok
Okupasional dan Volunteer
Pada
awalnya suatu masyarakat, menurut Soerjono Soekanto, dapat melakukan berbagai
pekerjaan sekaligus. Artinya, di dalam masyarakat tersebut belum ada pembagian
kerja yang jelas. Akan tetapi, sejalan dengan kemajuan peradaban manusia,
sistem pembagian kerja pun berubah. Salah satu bentuknya adalah masyarakat itu
sudah berkembang menjadi suatu masyarakat yang heterogen. Pada masyarakat
seperti ini, sudah berkembang sistem pembagian kerja yang didasarkan pada
kekhususan atau spesialisasi. Warga masyarakat akan bekerja sesuai dengan
bakatnya masing-masing. Setelah kelompok kekerabatan yang semakin pudar
fungsinya, muncul kelompok okupasional yang merupakan kelompok terdiri atas
orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok semacam ini sangat besar
peranannya di dalam mengarahkan kepribadian seseorang terutama para anggotanya.
Sejalan
dengan berkembangnya teknologi komunikasi, hampir tidak ada masyarakat yang
tertutup dari dunia luar sehingga ruang jangkauan suatu masyarakatpun semakin
luas. Meluasnya ruang jangkauan ini mengakibatkan semakin heterogennya
masyarakat tersebut. Akhirnya tidak semua kepentingan individual warga
masyarakat dapat dipenuhi.
Akibatnya
dari tidak terpenuhinya kepentingan-kepentingan masyarakat secara keseluruhan,
muncullahkelompok volunteer. Kelompok ini mencakup orang-orang yang
mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang
semakin luas jangkauannya tadi. Dengan demikian, kelompok volunteer dapat
memenuhi kepentingan-kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat secara luas.
Beberapa kepentingan itu antara lain:
1. Kebutuhan
akan sandang, pangan dan papan
2. Kebutuhan
akan keselamatan jiwa dan harta benda
3. Kebutuhan
akan harga diri
4. Kebutuhan
untuk mengembangkan potensi diri
5. Kebutuhan
akan kasih sayang
E. Kelompok
Sosial yang Tidak Teratur
1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan
adalah sekelompok individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada
waktu yang bersamaan. Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran
orang-orang secara fisik. Sedikit banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata
dapat melihat dan selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut
segera berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan
merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk
kerumunan menjadi:
a. Kerumunan yang berartikulasi
dengan struktur sosial
Kerumunan ini
dapat dibedakan menjadi:
1) Khalayak
penonton atau pendengar formal (formal audiences), merupakan kerumunan
yang
mempunyai
pusat perhatian dan tujuan yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti
kampanye politik dan sebagainya.
2) Kelompok
ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu
kerumunan
yang
pusat perhatiannya tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan
yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut.
b. Kerumunan
yang bersifat sementara (Casual Crowd)
Kerumunan
ini dibedakan menjadi:
1) Kumpulan
yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations). Misalnya,
orang yang
sedang
antri tiket, orang-orang yang menunggu kereta.
2) Kumpulan
orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu
orang-orang
yang
bersama-sama berusaha untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri
individu-individu yang berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk
mempertinggi rasa panik. Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi.
3) Kerumunan
penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang terjadi karena ingin
melihat
kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat korban lalu lintas.
c. Kerumunan
yang berlawanan dengan norma-norma hukum (Lawless Crowd)
Kerumunan
ini dibedakan menjadi:
1) Kerumunan
yang bertindak emosional (acting mobs), yaitu kerumunan yang bertujuan
untuk
mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan.
2) Kerumunan
yang bersifat immoral (immoral crowds), yaitu kerumunan yang hampir sama
dengan
kelompok ekspresif. Bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat.
Misalnya, orang-orang yang mabuk.
2. Publik
Berbeda
dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan
kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi,
seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, televisi,
film, dan sebagainya. Alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu
publik mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan
tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang
tajam sehingga kesatuan juga tidak ada.
F. Masyarakat
Setempat (Community)
Masyarakat
setempat adalah suatu masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam
arti geografis) dengan batas-batas tertentu. Faktor utama yang menjadi dasarnya
adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota dibandingkan dengan
interaksi penduduk di luar batas wilayahnya.
Secara garis
besar masyarakat setempat berfungsi sebagai ukuran untuk menggaris bawahi
kedekatan hubungan antara hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis
tertentu. Akan tetapi, tempat tinggal tertentu saja belum cukup untuk membentuk
suatu masyarakat setempat. Hal ini masih dibutuhkan adanya perasaan komunitas (community
sentiment).
Beberapa unsur
komunitas adalah:
1. Seperasaan
Unsur
perasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan
sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut. Akibatnya, mereka dapat
menyebutnya sebagai “kelompok kami” atau “perasaan kami”.
2. Sepenanggunan
Setiap
individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri
memungkinkan peranannya dalam kelompok.
3. Saling memerlukan
Individu
yang bergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada
komunitas yang meliputi kebutuhan fisik maupun biologis.
Untuk
mengklasifikasikan masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang
saling berhubungan, yaitu:
a. Jumlah
penduduk
b. Luas,
kekayaan, dan kepadatan penduduk
c. Fungsi-fungsi
khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
d. Organisasi
masyarakat yang bersangkutan
BERITA ACARA
NO.
|
NAMA
|
NPM
|
PERTANYAAN
|
NILAI
|
1.
|
Annisa Efri M.S
|
1316051008
|
Apakah etnosentrisme dalam kelompok harus
dihilangkan untuk mencapai integrasi bangsa?
|
|
2.
|
Arnika Ayu Sakina
|
1316051010
|
Apa
maksud dari ikatan emosional dalam faktor faktor yang mendorong keberhasilan
suatu kelompok?
|
|
3.
|
Ayu Amanda
|
1316051012
|
Apa
yang dimaksud dengan kelompok nyata dan kelompok semu?
|
|
4.
|
Gita Lamtiur P.
|
1316051036
|
Mengapa
kelompok sosial itu sangat dibutuhkan oleh seorang individu untuk memenuhi
kebutuhannya?
|
|
5.
|
Gusti Wahyuning P.
|
1316051037
|
Mengapa
kelompok sosial di Indonesia sering mengalami konflik kekerasan?
|
|
6.
|
Gustomi Yorri S.
|
1316051038
|
Apa
yang dimaksud dengan hasrat untuk bersatu dengan situasi ?
|
|
7.
|
Rosihan Anwar
|
1346051018
|
Selain
kedekatan, adakah faktor lain yang menjadi pendorong dalam pembentukan
kelompok sosial?
|
|
Jawaban
1.
Etnosentrisme ada dua macam yaitu
etnosentrisme fleksibel dan infleksibel . etnosentrisme fleksibel memiliki arti
bahwa mereka menmpatkan etnosenrisme pada persepsi secara tepat dan bereaksi
terhadap suatu realitas didasarkan pada pandangan budaya mereka. Sedangkan
etnosentrisme infleksibel dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari
perspektif yang dimiliki. Jadi etnosentrisme patut dipelihara karena
etnosentrisme memang fungsional dan etnosentrisme fleksibellah yangharus
dijaga. Dengan etnosentrisme fleksibel kehidupan multikultur yang damai bisa
berlangsung sehingga masing –masing kultur tidak kehilagan identitasnya.
2.
Apabila dalam suatu kelompok memiliki
emosional yang sama makan akan memudahkan suatu kelompok tersebut mencapai
keberhasilan.
3.
kelompok nyata: kelompok yang
kehadirannya selalu konstan namun belom tentu karena kesengajaan.
Kelompok semu:
suatu kelompok yang bersifat sementara tidak ada interelasi dan interaksi dan
kehadirannya tidak konstan.
4.
Karena manusia tidak mungkin bisa hidup
sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai keinginan dan
tujuannya
5.
Karena masyarakat di Indonesia adalah
masyarakat plural yang mempunyai banyak perbedaan yang memnyebabkan banyaknya
kelompok sosial. Sehingga muncul perbedaan prinsip dimana mereka tidak bisa
menghargai perbedaan itudan mereka bisa menyerang satu sama yang lainnya.
6.
Karena tidak mungkin manusia mampu untuk
tidak berinteraksi dengan manusia lain dan bantu-mambantu satu sama lainnya
untuk mencapai keinginan individu atau kelompok itu sendiri.
7.
Ada, tujuan yang sama, nasib yang sama,
musuh yang sama, kepentingan yang sama, ideologi politik yang sama.
JURNAL
Kelebihan:
-
Cara menjelaskan materi yang baik
-
Komentar
Posting Komentar